Jakarta – Ketua Forum Jurnalis Aceh Jakarta (For-JAK) Salman Mardira menyampaikan harapannya agar kepemimpinan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fad) dapat membawa perubahan nyata bagi kemajuan serta kesejahreraan Aceh.
Pasangan Mualem-Dek Fad yang menang pada Pilkada 2024 resmi dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh periode 2025-2030 oleh Mendagri Tito Karnavian atas nama Presiden Prabowo Subianto di Gedung DPRA, Banda Aceh, Rabu 12 Februari 2025.
“Pertama, tentu kita ucapkan selamat memimpin kepada Mualem-Dek Fad. Ini pasangan yang klop karena sama-sama berasal dari GAM dan partai penguasa di Aceh. Harapannya, mereka bisa membawa kemajuan bagi daerah ini,” ujar Salman yang juga ketua Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PPTIM) dikutip dari Tribun Gayo.
Baca juga: Ketum PPTIM Muslim Armas: Muzakir Manaf-Fadhlullah Harus Bawa Aceh Bangkit Maju dan Mandiri
Salman menekankan bahwa ekonomi berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja baru harus menjadi prioritas utama pemimpin baru Aceh.
Salman menyoroti sektor pertanian, perikanan, dan UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat, sebagai fokus utama pembangunan.
Menurut Salman, dengan sisa dua tahun dana otonomi khusus (Otsus), pemerintah Aceh harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menciptakan sumber ekonomi dan sumber pendapatan asli daerah (PAD) baru.
“Dana Otsus jangan lagi dihambur-hamburkan untuk kesejahteraan segelintir kelompok atau untuk hal yang tidak produktif. Mualem-Dek Fad harus memperkecil kebocoran APBA, menghapus budaya korupsi, dan menghentikan praktik mencari fee dari setiap kegiatan belanja APBA yang sangat merajalela,” tegasnya.
Baca juga: Silaturahmi dengan For-JAK, Ketum PPTIM Muslim Armas Serukan Rakyat Aceh Bersatu
Ia juga menekankan pentingnya melobi pemerintah pusat agar perpanjangan dana Otsus dapat terealisasi.
Mualem harus memimpin langsung tim lobi tersebut dan memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Prabowo.
Salman berharap kepemimpinan Mualem-Dek Fad juga dapat meningkatkan mutu pendidikan, daya saing, dan mencetak SDM unggul berkarakter.
Dana pendidikan harus difokuskan untuk tujuan ini, bukan hanya pada proyek-proyek yang tidak berdampak luas.
Ia juga menyoroti penerapan syariat Islam di Aceh.
“Penguatan syariat Islam harus ditekankan lewat pendidikan, bukan hanya mempertontonkan hukuman yang justru membuat wajah Aceh tampak seram di mata luar. Ini bisa menyulitkan masuknya investor dan wisatawan ke Aceh,” ujarnya.
Selain itu, Salman menilai pentingnya kebebasan berekspresi bagi masyarakat Aceh. Ia berharap kesenian, budaya, tradisi, dan adat dapat kembali hidup di seluruh Aceh, tanpa dikekang dengan dalih syariat.
“Kekayaan budaya, seni, dan tradisi di Aceh harus ditampilkan sebagai potensi daerah, bukan justru diredam. Ini juga bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat,” tegasnya.
Sebagai jurnalis, Salman juga mengingatkan bahwa kemerdekaan pers di Aceh harus dijamin.
“Pers harus diberi ruang untuk mengawal pemerintahan agar tidak melenceng dari visi-misi.Silakan gunakan pers untuk menyampaikan capaian kinerja pemerintahan, tetapi jangan alergi terhadap kritik. Pers berperan strategis dalam menyukseskan pembangunan Aceh,” pungkas Salman Mardira.
Sumber: TribunGayo.com